
Duh… kalau masalah emosi emang Emak gudangnya. Bagaimana tidak begitu banyak pekerjaan dan tanggung jawab seorang ibu. mulai dari tanggung jawab pekerjaan rumah, mengurus anak, mengurus suami, orang tua, mertua, bahkan dirinya sendiri sering terlupakan. Dan ntar ujung-ujungnya jadi emosi dech. Kalau tidak ada pelampiasan yang benar.
Kalau saya sih punya tipe khusus untuk menjaga otak tetap waras. Sekali lagi ini versi saya loh. setiap orang akan memiliki cara yang berbeda untuk mengelola emosinya sendiri.
Baiklah berikut tips dari saya untuk mengelola emosi:
1. Tenangkan Diri
Pertama kali yang perlu dilakukan adalah tetap tenang. Apapun yang terjadi tetap tenang. Ambil napas dalam dan aturlah dengan tenang untuk beberapa saat dan hembuskan.
Pergi dan tinggalkan tempat yang menjadi sumber masalah bisa jadi solusi terbaik.
Sederhana saja sih, kalau masalah itu didapur kita beranjak keruang tengah atau keteras untuk sementara waktu.
Bukan untuk menghindari masalah hanya saja, untuk mengalihkan perhatian kita saja. Agar tidak fokus pada masalah tetapi lebih pada pengendalian diri saja.
2. Ungkapkan Perasaan Pada Anggota Keluarga
Ungkapan perasaan ini sangat penting, agar orang disekeliling Kita paham apa yang sedang kita alami dan kita rasakan. Bahkan kalau perlu komunikasikan pada anggota keluarga yang lain. Agar tidak sampai terjadi kesalahpahaman di dalam keluarga sendiri.
Beberapa ungkapan sederhana, yang biasanya saya gunakan untuk mengungkapkan perasaan pada anggota keluarga.
“Ayah, aku lagi emosi tolong biarkan saya sebentar saja.”
Atau seperti ini
“Nak, Bunda sedang butuh waktu sendiri, jangan ganggu untuk beberapa lama ya.”
Pertanyaan bisa tidak?
Kita bisa karena biasa, segala sesuatu itu perlu pembiasaan. Hal yang dirasa sulit sekalipun, karena kita latih terus. Jadi terbiasa, lama-lama akan menjadi mudah.
Kalau pengalaman saya sih hal ini sering berhasil berhasil meredam emosi saya. Mereka cukup paham untuk memberikan ruang gerak untuk saya yang saat itu sedang tidak dalam kondisi terbaik.
Dengan berkomunikasi seperti ini kadang suami bisa membantu kita untuk menjaga anak sementara waktu atau mengerjakan pekerjaan rumah yang tertunda bahkan terbengkalai.
Apa yang saya lakukan kalau menghadapi hal seperti ini. Saya cukup berdiam diri sebentar di tempat yang membuat saya merasa nyaman. Bisa dipojokan atau dalam kamar. Atau dimanpun yang membuat saya nyaman.
3. Hargai diri sendiri
Siapa sih yang bisa menghargai kita dengan baik selain diri kita sendiri.
Saat diri kita merasa cukup dihargai, insya Allah tidak ada rasa tidak puas, jengkel atau bahkan marah.
Yuk, melatih diri untuk menghargai diri sendir. Setiap hari awali hari dengan apersepsi positif. Seperti:
saya hebat
saya kuat
Saya cantik
saya cemerlang
saya cerdas
Saya pintar
saya bersinar
saya beruntung
Katakan berulang-ulang, kalau perlu setiap pagi.
Memang kalau tidak terbiasa kelihatan aneh tapi ini bagus untuk self healing.
4. Jadilah Contoh Bagi Anak
Dalam mengerjakan sesuatu kalau kita ingat anak insya Allah semua menjadi ringan. seperti kita semua tahu anak adalah buah hati kita harapan di sepanjang usia kita.
Dengan selalu berlatih mengolah emosi, dapat menjadi contoh bagi anak-anak kita. Kalau ibunya saja pandai mengolah emosi secara otomatis anak-anak kita akan meniru sebagai hal yang positif.
maka dari itu sebaiknya kita selalu berusaha mengolah emosi, agar anak kita pun bisa melakukannya.
Apapun dan bagaimanapun keadaanmu sekarang, menjaga emosi tetap stabil adalah wajib, tidak boleh tidak.
1